Susahnya menjaga hati
Sedangkan ia adalah tempat pandangan Allah
Merupakan wadah rebutan di antara malaikat dan syaitan
Masing-masing ingin mengisi
Malaikat dengan hidayah, syaitan dengan kekufuran
Bila tiada hidayah, ada ilmu pun tidak menjamin dapat selamat
Sekalipun ilmu diperlukan
Bila dipuji, ia berbunga
Terasa luar biasa
Bila dicaci, aduh sakitnya
Pencaci dibenci...berdendam sampai mati
Bila berilmu atau kaya, sombong pula mengisi dada
Jika miskin atau kurang ilmu
Rendah diri pula dengan manusia
Adakalanya kecewa
Kemuncaknya putus asa
Pada takdir yang menimpa
Sungguh susah meredhainya
Ujian yang datang, sabar tiada.
Jiwa menderita
Melihat kelebihan orang lain, hati tersiksa
Kesusahan orang lain, hati menghina
Bahkan terhibur pula
Suka menegur orang, tapi bila ditegur hati luka.
Aduh susahnya menjaga hati
Patutlah ia dikatakan raja diri
Bukankah sifat sombong pakaian Raja?!
Bukan mudah menahan marah apabila orang marah kepada kita atau orang membuat kesalahan kepada kita
Bukan mudah tidak membalas terhadap orang yang menganiaya dan memfitnah kita Sedangkan mereka menyusahkan kita, dan kita pun menderita dibuatnya
Tidak mudah menahan perasaan hati agar tidak berbunga ketika ada orang memuji kita
Apakah kita boleh menolak pujian itu dengan rasa hati bahwa kita tidak layak menerimanya?
Tidak mudah, biasanya hati sedap dan berbunga rasanya
Akhirnya riyak, takbur pula bermaharajalela
Syaitan juga yang bersorak gembira
Begitulah hati manusia sentiasa berubah-ubah apabila berubah keadaan. Karena itulah kita disuruh berdoa: “Ya Allah tetapkanlah hati kami di atas agama-Mu, dan mentaati-Mu
No comments:
Post a Comment